Pentingnya Intelektualitas Anggota dan Kader, Kemana Arah Gerak PMII STKIP PGRI Sumenep?

*Moh Nurul Hidayat

Moh Nurul Hidayat Aktivis PMII Sumenep.
banner 120x600
banner 468x60

OPINI-PMII merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berlandaskan ideologi ahlu sunnah wal jama’ah dengan membawa visi ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. PMII mempunyai basis massa yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tentunya PMII memikul tanggung jawab yang berat. Dengan berupaya mencetak kader yang bisa memahami realitas dan lingkungan sekitarnya melalui proses liberasi dan juga humanisasi. Karena kader PMII merupakan ruh dari organisasi itu sendiri sehingga diperlukan proses kaderisasi yang sistemik dan terencana.

Kalau bicara tentang intelektual dan pengembangan sumber daya manusia, bagi anggota dan kader, tentu sangatlah menjadi pokok utama untuk dipenuhi bersama, sebagaimana yang terkandung dalam tujuan PMII sendiri, terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur berilmu , cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya, serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Didalam tujuan yang perlu digaris bawahi bahwa, ketaqwaan, ilmu, sikap dan tanggung jawab merupakan identitas kader dan anggota yang harus dilakukan. Apalagi tentang Intelektualitas sangat penting untuk di kembangkan, sebagaimana yang telah tertera dalam Tri Khidmat PMII yaitu , Taqwa, intelektualitas dan profesionalitas. akan tetapi selain terus mengembangkan ilmu jangan sampai lupa untuk mengamalkannya. Karena sudah jelas dikatakan dalam kita Al muntakhobat juz 2 ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah .

Maka dari itu Peran PMII akan sangat penting dan bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika orientasi dan sensitivitas kepeduliannya di masa depan. Hal ini sejalan dengan dua ciri utama yang menjadi pilihan namanya, yaitu ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Dua ciri utama itu juga menjadi arah tujuan yang harus dijadikan platform pergerakan.

Dalam ruang lingkup komisariat PMII STKIP PGRI Sumenep yang hampir genap satu periode kepengurusan pada tahun ini, yang menjadi permasalahannya adalah kaderisasi belum bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.

Sehingga,  menurunnya minat anggota dan kader untuk tetap bertahan dan berproses, yang berdampak pada kualitas anggota dan kader itu sendiri, padahal dari anggota ataupun kader butuh wadah untuk mengembangkan potensinya, dan pengurus harus peka akan hal tersebut.

penting bagi kita sebagai kader dan insan pergerakan untuk kembali melihat, merefleksikan, serta mengevaluasi langkah dan arah pergerakan yang harus sesuai dengan tujuan nilai dasar pergerakan (NDP) PMII. Sebagai Kerangka refleksi, kerangka aksi, kerangka ideologis.

Dalam persoalan yg muncul adalah bagaimana seharusnya pimpinan suatu organisasi yang dibantu oleh kabinet kepengurusan itu dapat mengatasi, dan menyalaraskan segala macam kontradiksi tersebut, untuk mendukung tercapainya tujuan sebuah organisasi. Oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang efektif, berkualitas dan mengayomi kepada seluruh kader dan anggota.

Pada hari ini saya sebagai kader PMII STKIP Sumenep ingin merasakan kembali nuansa diskursus dialektik yang dilakukan secara masif, keterlibatan secara aktif mengawal isu sosial daerah maupun nasional, sebagai kader yang sadar dan tidak tidur terhadap semua persoalan kerakyatan, saya tegaskan bahwa kawankau adalah keadilan dan musuhku adalah penindasan.

Dengan kesadaran kita bersama makna pergerakan yang sesungguhnya dapat dirasakan oleh publik. Sehingga konsistensi warga pergerakan tetaplah dirasakan oleh kaum borjuis, sosialis, rakyat yang tertindas, dan para elit politik tidak otoriter dalam menggunakan kekuasaannya sebagai pejabat publik.

*Penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Sumenep.

*Semua isi tulisan tanggung jawab penulis.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *