SUMENEP, madurachannel.com- Viralnya video aksi joget dan sawer oleh anggota dewan terus menuai sorotan. Selasa (27/6/2023), sejumlah aktivis berunjukrasa ke kantor DPRD Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dengan menabur uang mainan senilai ratusan juta rupiah.
Para aktivis menyampaikan orasi kekecewaan terhadap wakil rakyat, atas beredarnya video hedon yang dilakukan belasan anggota dewan saat melakukan kunjungan kerja di Makassar.
“Kecewa yang sangat mendalam atas munculnya video tersebut. Karena secara umum masyarakat Sumenep sedang dalam kondisi ekonomi yang kurang bagus. Jalan kita masih banyak rusak, daya beli masyarakat juga rendah. Munculnya video ini menyakiti kita,” terang Korlap Aksi Aliansi Masyarakat Sumenep Bersuara Junaidi Juna, Selasa (27/6/2023).
Dalam demonya, para aktivis melakukan aksi tabur uang didepan pagar kantor DPRD Sumenep. Hal ini digambarkan aktivis sebagai bagian dari adegan aksi joget dan sawer yang dilakukan belasan anggota DPRD Sumenep.
“Kita butuh wakil rakyat yang punya empati tinggi, peka perasaannya, dan pekerja keras. Tapi yang ditunjukkan kan bertolak belakang,” imbuhnya.
Para aktivis juga meminta agar DPRD Kabupaten Sumenep transparan dan mengumumkan kepada publik soal capaian yang didapatkan pasca kunker pansus penyertaan modal PDAM Sumenep ke Makassar.
“Berapa anggaran kunkernya itu waktu ke Makassar? Apa saja yang didapat pascakunker? Selain joget dan sawer-sawer, mereka ngapain aja disana. Tolong jelaskan kepada publik,” tegas Junaidi.
Setelah satu jam berorasi, para aktivis langsung ditemui ketua dan anggota Badan Kehormatan DPRD Sumenep.
“Akan kami kaji dan periksa para anggota yang terekam dalam video. Mohon waktunya tapi ya. Hasil pemeriksaannya nanti kami sampaikan ke publik,” terang Ketua Badan Kehormatan Sami’udin didampingi Latief.
Sami’udin juga membenarkan, bahwa aksi joget dan sawer tersebut tidak pantas dilakukan, dan wajar menuai protes.
“Kami janji akan diperiksa,” pungkasnya.
Sebelumnya aksi joget dam sawer belasan anggota DPRD menuai reaksi kalangan aktivis di Kabupaten Sumenep. Tindakan wakil rakyat itu dinilai menyakiti hati masyarakat Sumenep dan dipandang kurang etis. (red)