Protes Program Batik, Mahasiswa Demo Kantor Bupati Sumenep

banner 120x600
banner 468x60

SUMENEP, madurachannel.com- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan diri Dear Jatim Korda Sumenep geruduk kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Selasa, 14/02/2023.

Mereka menuntut penghentian pengadaan batik Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dinilai sarat kongkalikong dengan seorang pengusaha batik ternama di Kota Keris.

Ali Rofiq, korlap aksi menyebut Bupati Sumenep seakan membiarkan masalah carut marutnya realisasi program pengadaan seragam batik ASN di Sumenep.

Mirisnya, Bupati justru sibuk membuat konten pencitraan di media sosial (Medsos).

“Program yang sebelumnya diharapkan dapat menuai simpati dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), malah dijadikan ladang usaha yang sangat memprihatinkan,” kata koordinator lapangan Ali Rofiq.

Lebih lanjut menurut Rofiq, program seragam batik yang dikenakan ASN pada hari Kamis dan Jum’at oleh seluruh ASN di Kabupaten Sumenep menjadi hal yang membingungkan.

Karena dari 9.000 batik yang rencananya diberikan gratis, justru dijual.

“Sudah jelas sesuai peraturan seluruh pembiayaan seragam batik ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Kabupaten Sumenep. Namun fakta di lapangan mereka dimintai uang untuk membeli batik tersebut,” terangnya.

Dampak terbesarnya tentu saja sangat jelas. Pihak UKM hanya mendapat untung Rp. 170.000 dari 10 kain batik yang dibuat.

“Sangat berbeda yang didapat oleh oknum yang berlindung dibawah saktinya Perbup. Mereka mendapat keuntungan Rp 50.000 per batik. Jika dikalikan dengan total 9.000 ASN, bisa dipastikan keuntungannya kurang lebih 1 Milyar,” jelasnya.

Rofiq panggilan akrabnya juga menjelaskan, pengadaan seragam batik ASN terdiri dari dua motif. Yakni motif terak bulen dan motif beddhei.

Untuk seragam batik ASN motif terak bulen dikuatkan dengan Perbup. Hanya saja, isi Perbupnya cenderung melindungi oknum pelaku pengusaha batik di Kabupaten Sumenep.

Adapun untuk batik motif beddhei yang tidak Perbupnya, pengurusannya diakomodir oleh Koperasi. Namun nyatanya, koperasi tersebut hanya menjual kepada satu oknum pengusaha yaitu DD (inisial).

“Yang dibeli kepada UKM nantinya sebesar Rp. 135.000 kemudian ke ASN dijual Rp. 190.000, lagi-lagi oknum pengusaha batik ini mendapat keuntungan Rp. 50.000 hanya dengan duduk santai di kantornya,” kata Rofik dengan nada geram.

Sampai saat ini pengadaan batik tersebut telah terelalisasi sekitar 4.000 item. Pendemo menuntut agar pengadaan batik tersebut segera dihentikan.

“Kalau tetap dilanjutkan jelas UKM batik akan rugi,” tegasnya.

Untuk diketahui, demonstrasi yang digelar oleh Dear Jatim Korda Sumenep disampaikan beberapa tuntutam, diantaranya:

1. Hentikan Pengadaan Seragam Batik ASN.

2. Cabut Perbup No. 81 Tahun 2021 Tentang PD ASN.

3. Hentikan Pencitraan Yang Menimbulkan Kegelisahan di Masyarakat.

Massa memberi tenggat waktu sepekan agar Bupati segera menghentikan program batik ini. Sebab bila tidak, pengunjukrasa mengancam akan turun jalan dengan massa yang lebih besar. (ru/red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *