Petani di Sampang Keluhkan Kelangkaan Pupuk

Petani Sampang mengeluh sulitnya mendapat pupuk bersubsidi (Foto: Abdul Wahyd)
banner 120x600
banner 468x60

SAMPANG, madurachannel.com- Sejumlah petani yang tergabung dalam Aliansi Petani Peduli Sampang mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Selasa (20/12/2022).

Petani wadul soal kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi beberapa bulan terakhir.

Kelompok  petani yang dipimpin oleh Nidomuddin itu ditemui langsung oleh anggota Komisi II DPRD Sampang, Disperta-KP Sampang, Komisi Pengawas Pupuk dan Pastisida (KP3), Distributor, pihak Kios, dan dari Pupuk Indonesia (PI).

Nidomuddin mengatakan, kedatangan dirinya bersama petani lainnya ke gedung DPRD kabupaten Sampang tersebut tidak lain hanya untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan kelangkaan pupuk bersubsidi di Kota Bahari.

“Kedatangan kami ke sini hanya meminta difasilitasi, bertemu dengan semua pihak yang berkecipung dalam alokasi Pupuk bersubsidi, karena saat ini ketersediaan pupuk sangat langka,” katanya

Sayangnya, meski sudah dipertemukan dan disampaikan segala aspirasi dirinya mengaku belum puas, sebab ada beberapa pertanyaan yang belum direspon, dijawab oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang.

Pertanyaan tersebut terkait acuan dan sistem yang dipakai untuk pengalokasian pupuk. Kedua, pembagian alokasi pupuk yang dikelola oleh dinas. Karena pengalokasiannya di setiap kecamatan tidak sama, bahkan pengurangan alokasi pupuk dari 30 ribu ton menjadi 24 rb ton bukan alasan utama, asalkan sistem dan acuan dalam pembagian alokasinya tertata dengan baik.

“Buktinya pada tahun 2019 dengan total alokasi pupuk urea 19 rb ton, kelangkaan pupuk tidak parah seperti yang sekarang,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Kepala Disperta-KP Sampang, Suyono tidak menepik adanya kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut. Menurutnya, kelangkaan itu karena ada realokasi dari Provinsi, sehingga membuat ketersediaan pupuk di Sampang berkurang.

“Perencanaan kita aloaksi pupuk sudah cukup dengan alokasi awal. Cuma ketika ada realokasi, jatah pupuk masing-masing kecamatan kurang. Makanya terjadi kelangkaan,” katanya.

Kekurangan itu diakuinya sudah teratasi dengan cara meminta tambahan alokasi pupuk. Dan dalam waktu dua hari kedepan tambahan pupuk tersebut sudah bisa direalisasikan, namun lebih diperioritaskan kepada petani yang tanamannya tidak dipupuk sama sekali. (Why/red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *