Meresahkan! Remaja di Sumenep Diduga Jadi Korban Pencabulan Sesama Jenis

Gambar oknum pelaku diduga melakukan praktek LGBT di Kabupaten Sumenep.
banner 120x600
banner 468x60

Sumenep, madurachannel.com–Aktivitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) bukan lagi berita yang kita dengar dari televisi, surat kabar, maupun media-media online lainnya.

Diketahui, LGBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.

Seiring berkembangnya zaman fenomena ini nampaknya kian nyata di depan mata, dan sudah menjadi rahasia umum bahkan di kota yang dijuluki kota keris ini Kabupaten Sumenep.

Baru-baru ini terdengar berdasarkan pengakuan salah satu korban menjadi korban pencabulan sesama jenis, tepatnya di kabupaten Sumenep pria dengan inisial (A) dia mengaku bahwasanya pelaku yang berinisial (D) sering menelpon korban untuk diajak ke suatu tempat.

Bahkan, dalam sebuah kesempatan pelaku langsung menjemput ke rumahnya dan membawanya ke salah satu perumahan di kota Sumenep.

“Dia, sering nelpon saya untuk ikut dia, suatu ketika saya langsung dijemput ke rumah, jadi yang tidak mau ikut saya tidak enak. Saya dibawa ke suatu tempat di salah perumahan di kota Sumenep,” jelasnya Rabu (15/05/24)

Dia menegaskan, Pelaku melancarkan aksinya pada tahun 2023 dengan modus mengiming-imingi uang, meski korban sudah menolaknya.

“Dia mengiming-imingi uang agar saya mau diajak begitu. Karena dia terus memaksa akhirnya saya tidak berdaya untuk menolak itu.”tegasnya.

Korban dipaksa untuk menerima sejumlah uang yang diberikan pelaku, ia diajak untuk mengambil uang di ATM yang ada disalah satu mini market di kota Sumenep.

“Setelah kejadian malam itu saya dibawa ke salah satu minimarket yang ada di Jl. Diponegoro untuk mengambil uang dan diberikan ke saya, saya sudah menolak uang tersebut, tapi dipaksa untuk tetap diterima sama saya.” ungkapnya

Pria berinisial D tersebut, tidak hanya satu kali mengajak korban, hingga akhirnya korban yang merasa trauma dan risih mengungkapkan peristiwa tersebut.

“Dia tidak hanya satu kali ngajak saya, tapi saya tidak mau. Saya sangat trauma dengan kejadian itu karena risih dengan perilaku yang tidak wajar itu.” tutur korban saat ditemui di rumahnya. (Ros/red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *