Editorial: Menyelamatkan Sawah

Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto berbincang dengan petani saat memantau dampak kerusakan pertanian akibat banjir. (Foto istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

Madurachannel.com- Petani adalah tuan dari sebuah Negara, dan pemilik wilayah yang sesungguhnya. Kata mutiara ini terjemahan dari al fallahu sayyidul bilad, wa maalikuhul haq. Secara garis besar, kiprah petani akan menentukan baik tidaknya kehidupan manusia dalam sebuah wilayah.

Catatan banjir di ujung tahun memaksa kita berpikir ulang. Betapa ancaman rusaknya sawah adalah hal yang sangat menakutkan. Tidak hanya membuat petani rugi, rusaknya tanaman pangan juga menjadi ancaman berkurangnya pasokan makanan. Terlebih, banjir melanda tidak hanya di perkotaan saja. Ada 7 kecamatan lain di Sumenep yang terimbas musibah banjir.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep mencatat, sekitar 491 hektar sawah tergenang banjir. Jumlah yang tak sedikit.

Tanpa menyepelekan dampak banjir yang lain, memang dampak kerusakan sawah inilah yang paling harus dipikirkan pemerintah. Saat banjir, genangan air di permukiman lambat laun surut. Pun banjir yang terjadi di jalan-jalan akan berkurang. Berbeda dengan dampak banjir bagi petani. Genangan air yang masuk ke sawah dan ladang berpotensi merusak tanaman. Lebih jauh lagi, ancaman gagal tanam dan gagal panen membayangi nasib ratusan petani di Sumenep. Tentu, kondisi ini berpengaruh pada produktifitas hasil panen petani nantinya.

Dalam musibah banjir, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep telah melakukan perannya. Petugas DKPP blusukan hingga ke desa-desa guna memantau dampak kerusakan yang ditimbulkan. Tak hanya mencatat, DKPP Sumenep juga mencari solusi antisipasi banjir di kemudian hari.

Momen banjir juga memberi gambaran arti pentingnya Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Asuransi yang dulunya tak begitu populer, kini mendadak keren. Sebagian besar petani mulai sadar pentingnya asuransi ini.

Mengatasi banjir memang butuh kerja padu lintas organisasi perangkat daerah. Masalah sungai, irigasi, tata permukiman, harus dirembuk satu meja. Bersama Bupati, DKPP harus mengambil peran penyelamatan dunia pertanian Sumenep.

Banjir di ujung tahun memang terjadi tiba-tiba. Stop saling menyalahkan dan mari cari solusi. Apresiasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep yang paham filosofi tani. Bergerak cekatan ke desa-desa. Karena benar, sawah adalah bangsa. Dan bangsa itulah petani. Menyelamatkan petani laksana menyelamatkan negeri. (red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *