Diduga Lakukan Pemalsuan Tanda Tangan, Oknum Pengurus Ilegal HMP PBSI Akan Dituntut Jalur Hukum

ISTIMEWA: Sumber Foto Tim PMB Online STKIP PGRI Sumenep. Senin (29/01/24).
banner 120x600
banner 468x60

Sumenep, madurachannel.com-Ketua Umum pengurus Himpunan Mahasiswa (HMP) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Sumenep periode 2023-2024, diduga melakukan pemalsuan tanda tangan.

Pasalnya, pengurus yang dilantik pada Minggu (28/01/24) ini, tidak melakukan rapat tim formatur. Selaiknya, padahal untuk mengajukan surat keputusan (SK) kepengurusan, harus melakukan tahap musyawarah dengan tim formatur dan minta tanda tangan.

Menanggapi hal tersebut M.Iqbal Ketua Umum HMP PBSI mengatakan, dirinya mengaku di desak oleh pihak kemahasiswan karena, ketua STKIP PGRI Sumenep, dalam waktu yang dekat akan pergi keluar negeri, khawatir tidak dapat tanda tanganya.

“Jujur saya mengerjakan SK dalam waktu semalam, yah karena memang didesak oleh kepala Kemahasiswaan,” ucapnya gugup.

Hal tersebut, menuai banyak protes antar tim formatur. Bahkan pada saat mau mengajukan SK, salah satu tim formatur di minta tanda tangannya menggunakan via WhatsApp, tanpa pertimbangan dan musyawarah terlebih dahulu

Untuk itu, media ini menghubungi salah satu tim formatur berinisial AS. Dirinya mengaku, tidak mengetahui alasan Ketua Umum HMP PBSI tersebut. Sebab, dia didesak mengirim gambar tanda tangan tanpa penjelasan yang jelas.

“Padahal dalam proses administrasi yang menimbulkan kesalahan, disengaja atau cara-cara manipulatif seperti pemalsuan tanda tangan itu, mendapat sanksi keras menurut peraturan perundang-undangan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, dalam pasal 263 tentang pemalsuan surat diancam maksimal 6 tahun. Bahkan, ia mengancam akan mempersoalkan lebih serius. Supaya menjadi pelajaran.

“kami akan tempuh ke jalur hukum,” tegasnya.

Bukan hanya itu, Ketua Umum periode 2022-2023 juga angkat bicara. Dia membenarkan, bahwa pengurus yang baru dilantik ini, tidak pernah melakukan rapat tim formatur. Padahal, dia tidak setuju tentang keputusan yang diambil.

“Sebenarnya tim formatur pernah melakukan rapat. Namun cuma membahas open rekrutmen, bukan rapat pembentukan kepengurusan,” pungkasnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *