Berita  

CERPEN: Addul mau Dap(f)tar Wartawan

Oleh: Didik Setia Budi. Penulis gaya bebas, suka renang

Ilustrasi.
banner 468x60

Madurachannel.com- Siang itu Addul super sibuk. Handphone nya diputar ke kanan-ke kiri, jepret sana jepret sini. Tanaman, ayam, kambing, bahkan ikan mujaer di sungai di fotonya. Di tiap bidikan, Addul tampak fokus. Tak berkedip sedikitpun, matanya.

“Saya mau jadi wartawan, Nan. Jadi harus banyak berlatih,” ujar Addul yang memakai kalung id card oranye, miliknya saat jadi panitia lomba pukul bantal 17-an.

“Eit tunggu, sekarang kamu jangan bergerak. Mau ku foto sebentar. Awas ya, jangan gerak,” pinta Addul.

Asnan yang sedang berdiri makan jambu air nurut. Diam, tak bergerak. Semenit, dua menit, Addul belum selesai.

“Sudah belum, Dul, fotonya?” Asnan protes kakinya kesemutan.

“Bentar, dikit lagi,” pinta Addul. Asnan nurut masih berdiri.

“Sip, Nan. Selesai. Foto mu ganteng lho. Nanti tak tunjukkan hasilnya,” ujar Addul. Asnan senyum mendengarnya.

Dua sekawan ini lalu menuju ke warung pojok, milik pak Kepala Dusun. Warkopnya sedang ramai.

“Kopi dua!” Ujar Addul di pintu warkop.

Lihat Addul pakai id card, dua warga yang duduk didalam warkop, mbah Ponari dan Jimin mengalah dan pindah ke luar. Addul dan Asnan mengganti duduknya.

“Lihat kan? Wartawan itu ditakuti,” bisik Addul ke telinga Asnan cekikikan. Asnan ngangguk, fokus makan tahu isi.

Sambil meracik kopi, Pak Apel memperhatikan kalung oranye id card yang dipakai Addul. “Dul, katanya kamu daftar wartawan ya?” Tanya Pak Apel.

“Iya Pak Apel,” sahut Addul mantap.

“Nanti kerjanya gimana, Dul?” Sambung Pak Apel.

“Ya keliling. Ke Pak Camat, Pak Klebun, atau ke sampean Pak Apel. Untuk konfirmasi sambil difoto,” jawab Addul meyakinkan. Pengunjung warung ikut mendengarkan, kagum.

Tak lama, Addul lagi-lagi mengeluarkan handphone. Seisi warung difoto. Gettas, tahu isi, kopi, kerupuk, Mbah Ponari dan Jimin yang duduk di luar pun ikut difoto.

“Nanti saya tunjukkan hasilnya,” ujar Addul lalu meneguk kopi. Asnan mengangguk mengiyakan.

Saatnya tiba. Seisi warung penasaran dengan hasil foto Addul. Pak Apel, Asnan, mbah Ponari, Jimin, dan lainnya mulai mengelilingi Addul.

“Ini hasilnya, bim-salabim!” kata Addul bangga. Jarinya bergerak di layar handphone. Membuka file galery, tapi folder fotonya kosong. Orang-orang bingung. Addul melirik Asnan, wajahnya mulai panas dingin. Namun masih terus mencari hasil jepretannya seharian.

“Kok gak ketemu ya fotonya?” Addul bertanya ke orang-orang.

“Sini tak bantu nyari, Dul. Mana HP mu?” Kata Pak Apel.

Seisi warung tegang.

“Dul, Dul, ya jelas gak ketemu hasil fotonya. Seharian ini yang kamu pencet itu tombol rekam video, bukan foto,” ujar Pak Apel disambut riuh orang se-warung.

Layar handphone lalu dihadapkan ke warga. Isinya video pendek berisi rekaman kambing, ayam, ikan mujaer di sungai, termasuk Asnan yang sedang berdiri makan jambu air. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *