OPINI  

Batik di Tangan IPNU-IPPNU adalah Warisan yang Hidup

Batik di Tangan IPNU-IPPNU adalah Warisan yang Hidup (Ilustrasi)
Bisma Akbar Rabsanjani (Ketua IPNU STKIP) saat mengenakan batik IPNU khas Sumenep
banner 468x60

Oleh: Bisma Akbar Rabsanjani (Ketua IPNU STKIP PGRI Sumenep)

Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Perayaan ini merupakan pengakuan atas batik sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2009. Pengakuan ini tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai simbol identitas bangsa yang melintasi berbagai suku dan daerah. Batik bukan sekadar kain bermotif, melainkan medium ekspresi budaya, nilai-nilai filosofi, serta ciri khas dari setiap daerah di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, batik juga berkembang menjadi identitas khusus yang merepresentasikan daerah, instansi, bahkan organisasi. Berbagai daerah di Indonesia memiliki motif batik yang khas, mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Demikian juga dalam lingkup organisasi, batik menjadi simbol visual kebanggaan dan kesatuan. Setiap instansi atau organisasi merancang motif batik mereka dengan elemen-elemen yang mewakili nilai atau sejarah yang mereka junjung.

Dalam IPNU IPPNU, batik telah menjadi salah satu identitas yang dikenakan sebagai pakaian harian oleh para anggotanya. Dengan mengenakan batik, anggota IPNU IPPNU tidak hanya memperlihatkan kebanggaan terhadap budaya lokal, tetapi juga menunjukkan keselarasan antara tradisi dan modernitas. Batik menjadi simbol kesatuan dan keanggunan yang mencerminkan karakter generasi muda yang mencintai budayanya.

Beberapa bulan lalu, IPNU IPPNU Sumenep turut melestarikan budaya lokal dengan meluncurkan batik khusus yang mengusung motif Labeng Misem dari Kraton Sumenep. Motif ini tidak hanya sekadar hiasan, tetapi juga merepresentasikan sejarah dan kekayaan budaya Sumenep, di mana Labeng Misem adalah gerbang keraton yang sarat akan makna filosofis tentang kebesaran dan keagungan sejarah kerajaan Sumenep. Ini menjadi wujud nyata bagaimana organisasi pelajar ini mengangkat identitas daerah melalui batik.

Tidak hanya itu, IPNU IPPNU STKIP PGRI Sumenep pun memiliki batik khusus yang menginterpretasikan warisan budaya Sumenep, yakni motif keris. Keris adalah simbol kebijaksanaan, kekuatan, dan spiritualitas, yang erat kaitannya dengan sejarah dan budaya Sumenep. Dan Sumenep pun dijuluki sebagai Kota Keris. Dengan menggunakan motif keris pada batik, IPNU IPPNU STKIP PGRI Sumenep tidak hanya merayakan identitas budaya, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga akan warisan leluhur mereka.

Penggunaan batik oleh IPNU IPPNU bukan hanya soal formalitas, melainkan kebanggaan akan tradisi yang mereka warisi. Setiap kali anggota mengenakan batik, mereka bukan hanya memperlihatkan kecintaan terhadap budaya Nusantara, tetapi juga menegaskan bahwa mereka adalah generasi muda yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur dalam kehidupan modern. Batik telah menjadi simbol persatuan dan kebanggaan tersendiri dalam lingkup organisasi ini.

Untuk melestarikan tradisi batik, sangat penting menjadikannya sebagai tren di kalangan generasi muda. Langkah seperti yang dilakukan oleh IPNU IPPNU dalam mengenalkan batik dengan motif khas Sumenep, adalah contoh nyata bahwa batik dapat diterima dan bahkan menjadi kebanggaan di kalangan anak muda. Dengan inovasi desain yang modern dan relevan dengan selera anak muda, batik akan tetap hidup dan berkembang sebagai bagian dari identitas bangsa.

Pada Hari Batik Nasional 2024 ini, kita semua diingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan budaya. IPNU IPPNU dengan bangga telah mengambil langkah untuk memperkuat identitas mereka melalui batik, khususnya dengan motif-motif yang mencerminkan kekayaan budaya Sumenep. Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga tradisi, dan batik bisa menjadi salah satu medium yang menjembatani antara budaya tradisional dan kehidupan modern. Mari kita terus jadikan batik sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, sebagai wujud cinta dan penghargaan terhadap warisan bangsa.